Apa Pentingnya OPSPEK?

Lebih dari empat tahun yang lalu saya mengikuti kegiatan yang dinamakan Opspek itu (padahal udah 11 tahun lewat :p). Kalau di kampus saya dulu namanya BIOMA, akronim dari Bimbingan dan Orientasi Mahasiswa. Kegiatan ini pada kenyataannya tidak termasuk dalam kurikulum perkuliahan, kenapa saya sampaikan ini? Karena kadangkala ada oknum panitia pelaksana kegiatan ini yang mengatakan bahwa kegiatan ini akan berpengaruh ke nilai mata kuliah (secara langsung). Kegiatan ini sebenarnya tidak seseram yang saya bayangkan pada awalnya. Bukan karena Opspek itu tidak seram, tapi karena seramnya tergantung pada kampus dan fakultas apa kita menjalaninya. I think you know what i mean.... #kataorangmelayu

Pelaksanaan kegiatan OPSPEK ini menurut saya agak kontradiktif dengan apa yang menjadi idealisme mahasiswa pada umumnya. Para panitia OPSPEK ini biasanya adalah para aktifis kampus, yang notabene memiliki idealisme tinggi sebagai generasi pembaharu. Umumnya, salah satu idealisme mahasiswa adalah menentang praktek militerisme, namun banyak diantara mahasiswa justru melakukan praktek-praktek yang bahkan lebih militeristis daripada tentara.

Gathering Mahasiswa
Salah satu hal aneh dari opspek yang menimpa mahasiswa baru adalah mencukur habis rambut kepala (ingat, bukan rambut yang lain). Kenapa harus cepak -jika tidak sampai botak-? Bukankah itu menyerupai militer? Kalau soal kerapian, rapi tidak harus cepat atau botak kok! Itu hanya satu dari bentuk militerisme dalam kampus.

Opspek kadang juga menjadi ajang panitia atau kakak angkatan untuk ngelaba. Baik kakak tingkat laki atau perempuan, "tebar miang" kata orang Pontianak. Tahukah dengan miang? Miang itu penyebab gatal-gatal, kalau ada mahasiswa atau mahasiswi yang kegatalan terkena miang kakak tingkatnya, jadilah dia. Tujuan Opspek sesuai versi si penebar miang telah berhasil. Selanjutnya? Hanya Tuhan dan mereka yang tahu.

Belum terlalu lama lalu, kita berkali-kali mendengar tentang penganiayaan panitia opspek kepada pesertanya. Ada peserta yang dianiaya secara psikologis, ada yang secara ekonomis, ada juga yang secara fisik. Secara psikologis itu seperti bulying, yang dikasih nama panggilan tidak layak (biasanya faktor fisik), secara ekonomis itu misalnya disuruh membeli rokok untuk kakak tinggkatnya. Sedangkan secara fisik? Penganiayaan ini yang paling parah, bahkan penganiayaan itu bisa sampai menyebabkan pesertanya tewas. Jadi apakah opspek itu perlu?

Mungkin ada juga yang bilang untuk melatih kedisiplinan? Ini adalah cita-cita yang gombal, opspek tidak akan melatih kedisiplinan seorang mahasiswa. Seorang anak manusia yang menjadi mahasiswa umumnya telah berumur 18-19 tahun. Kepribadiannya sudah hampir tetap, kecuali jati dirinya. Apa bedanya? Kalau yang ini belum saya pikirkan. Yang jelas kegiatan seminggu sekali dalam 6-12 bulan tidak akan menghasilkan mahasiswa yang disiplin! Camkan itu! Huehehehehe... Jadi apakah opspek itu perlu?

Emmm.. kalau menurut saya opspek itu perlu... tapi bukan seperti Opspek yang saya sampaikan diatas, bukan membawa militerisme ke dalam kampus, bukan penganiyaan, bukan pemerasan, tapi perkenalan! Kalau mau tebar miang, spik-spik terselubung, yaa... susah juga mau di hapuskan. Perkenalan dengan dosen, perkenalan dengan kakak tingkat, perkenalan dengan kampus, terutama dengan adab-adab dalam kampus. Tatakrama dengan dosen dan sebagainya. Itu, itu, itulah hakikat Opspek! #seolahfilsuf

Okeh, mungkin ada yang berpikir saya ini jadi sok tahu, adakan? adakan? Kalau anda pikir saya sok tahu, yah... semua orang berhak untuk berpikir, tapi mudah-mudahan anda bukan panitia opspek yang suka membawa militerisme ke dalam kampus... hehehe... Piss!
Kesimpulannya, Opspek itu perlu juga untuk dilakukan, tapi sesuai dengan judulnya, bukan bulying atau perploncoan! Agar setiap mahasiswa dan mahasiswi baru bisa memasuki dunia kampus dengan ganteng dan cantik.

Post a Comment for "Apa Pentingnya OPSPEK?"