Review Shinobi: Heart Under Blade

Ninja adalah salah satu hal yang tidak terpisahkan dari sejarah Jepang, dan selalu menarik bagi banyak orang, tidak hanya bagi orang Jepang sendiri, tapi banyak orang di dunia. Karena itu film ninja masih sering dibuat. Shinobi: Heart Under Blade adalah film paling baru dari dunia ninja, selain Naruto tentunya. Berikut ini adalah sedikit Review tentang film ini.

Shinobi berlatar waktu pada zaman Tokugawa Ieyashu. Bercerita tentang dua klan ninja yang terkuat di Jepang, Iga dan Koga. Kalau yang nonton Ninja Hattori tentu tahu pernah dengar tentang dua klan Ninja ini.

Disebuah air terjun, seorang laki-laki bersemedi, dia adalah Genosuke, calon penerus kepemimpinan Klan Koga. Saat Genosuke tiba-tiba membuka matanya, semua gerakan di sekitarnya melambat. Sebenarnya bukan dunia yang melambat, namun Genosuke memiliki kemampuan untuk bergerak sangat cepat sehingga seolah seluruh dunia melambat.

Saat Genosuke sedang melatih kemampuannya, seorang wanita datang ke tempat tersebut, berdiri diatas air terjun. Tanpa sadar dia sedang diperhatikan sepasang mata yang berada di bawah air terjun. Wanita tersebut adalah Oboro, cucu dari Ogen, pemimpin Klan Iga. Keduanya jatuh saling jatuh cinta, namun cerita cinta mereka seperti cerita Romeo dan Juliet. Gennosuke dari klan Koga yang mendiami desa Manjidani telah berseteru dengan Klan Iga yang tinggal di desa Tsubagakure, yang merupakan asal dari Oboro.

Kedua klam hidup di pedalaman hutan dan pegunungan yang sangat sulit untuk diakses oleh manusia biasa, namun para ninja bisa keluar masuk dengan mudah karena mereka memiliki kemampuan diatas manusia biasa. Tokugawa yang baru menjabat sebagai Shogun mendapat masukan dari penasehatnya bahwa kemampuan para ninja dari kedua klan dapat menjadi ancaman bagi perdamaian yang baru saja dia bangun di negeri Jepang.

Karena saat ada dua pihak yang berseteru, jika salah satu pihak menyewa salah satu desa dari kedua desa ninja untuk kepentingan perangnya, maka pihak yang lain akan menyewa desa lainnya untuk kepentingan yang sama. Keadaan semacam itu dapat memicu pertumpahan darah. Untuk mengukur potensi ancaman dari kedua desa, Tokugawa mengundang perwakilan kedua desa untuk menunjukkan kekuatan masing-masing. Dari sini aksi-aksi para ninja mulai dipertunjukkan secara intens.

Berdasarkan penilaiannya terhadap unjuk kekuatan kedua desa, Tokugawa menganggap kedua desa sangat berbahaya kalau dibiarkan terus ada. Untuk menghancurkan kedua klan ninja tersebut, Tokugawa membuat siasat dengan mengadakan kontes pertandingan antara kedua desa. Dalam kontes inilah kita akan meliat berbagai teknik ninja dari kedua desa, bersamaan dengan itu, berbagai tragedi terjadi pada orang-orang dari kedua desa.

Jalan cerita film ini relatif menarik, kombinasi antara sejarah jepang, tragedi perang (skala kecil), aksi para ninja dan kisah cinta yang tragis. Cerita mengalir dengan lembut di awal, dan menjadi sedikit cepat di bagian belakang. Menonton film ini seperti menikmati puisi-puisi lama dari Jepang.

Teknik animasi dalam fim ini memang menarik, tapi menurut saya total. Sepertinya pembuatnya memang lebih berfokus pada jalan cerita. Secara keseluruhan menurut saya film ini relatif bagus dan pantas untuk dinikmati, tapi jangan berpikir bahwa para ninja memiliki berbagai kekuatan seperti yang ditunjukkan dalam film ini. Memang film ini sedikit banyak dibuat berdasarkan sejarah, namun berbagai kemampuan tersebut bukanlah kenyataan, mungkin penulisnya kebanyakan membaca atau nonton Naruto. :p

Post a Comment for "Review Shinobi: Heart Under Blade"